Rabu, 26 Februari 2014

Macam-macam Cara Pengolahan air minum



Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut:
1.      Pengolahan Secara Alamiah. Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan  ini  air  dibiarkan  untuk  beberapa  jam  di tempatnya.  Kemudian  akan  terjadi  koagulasi  dari  zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air  akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2.      Pengolahan Air dengan Menyaring. Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3.      Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia. Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat  pengendapan  (misalnya  tawas).  Zat  kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
4.      Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya COdan juga menaikkan derajat keasaman air.
5.      Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih. Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil  misalnya untuk  kebutuhan rumah  tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni: (1) Pengolahan Air Minum untuk Umum. (2) Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau   sumur   gali   untuk   umum.   Air   hujan   juga   dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun  atap-atap  untuk  mengumpulkan  air  hujan.  Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik  belum  terjamin  untuk  itu  maka  kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
6.      Pengolahan Air Sungai. Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
7.      Pengolahan Mata Air. Mata  air  yang  secara  alamiah timbul di  desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan   ke   rumah-rumah   penduduk   melalui   pipa-pipa bambu   atau   penduduk   dapat   langsung   mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
8.      Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga. Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi  masih  dianggap  tinggi  untuk  masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut: (1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. (2) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur. (3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut  untuk  mengurangi  kekeruhan.  (4)  Sebagai pengganti  kerikil,  ke  dalam  sumur  ini  dapat  dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). (5) Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
9.      Air Hujan. Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air  hujan dari atapnya masing- masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More