Kelenjar paratiroid merupakan salah
satu kelenjar endokrin yang tidak dikontrol
langsung oleh hormon pituitaria.
Kelenjar paratiroid terletak menempel
pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid, jumlahnya ada 4 buah.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon
parathormon (PTH). PTH berperan meningkatkan kadar kalsium darah dan menurunkan kadar pospat darah. Mekanisme pengaturan kadar kalsium darah oleh PTH,
Kalsitonin, dan vitamin D adalah sbb. Pada kondisi kadar kalsium
darah turun akan merangsang sel kelenjar paratiroid mensekresikan hormon parathormon yang bekerja
1) membebaskan simpanan kasium dari tulang, 2) meningkatkan
absorpsi kalsium dari usus, dan 3)
meningkatkan reabsorpsi kalsium dari urin oleh ginjal. Absorpsi kalsium dari usus sebenarnya merupakan peran dari vitamin D, sedangkan PTH berperan
mengaktifkan provitamin D (25-
hydroxycholecalciferol) menjadi vitamin
D (1,25-di- hydroxycholecalciferol) oleh sel-sel ginjal. Dengan demikian,
peran utama hormon parathormon adalah meningkatkan
kadar kalsium darah sehingga kembali normal yaitu sekitar
10 mg/dl darah. Sebaliknya, pada kondisi kadar kalsium darah meningkat
(misalnya setelah makan), maka sel parafolikuler kelenjar tiroid membebaskan
hormon kalsitonin yang bekerja antagonis dengan parathormon yaitu
menyimpan kalsium (deposisi) ke dalam tulang,
mencegah absorpsi kalsium oleh usus, dan mencegah
reabsosrpsi kalsium oleh ginjal sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Dengan demikian, peran utama hormon kalsitonin atau tirokalsitonin adalah menurunkan kadar kalsium darah sehingga kadar kalsium
darah kembali normal.
Kekurangan parathormon menyebabkan
kadar kalsium darah turun, sehingga terjadi
gejala kejang (tetani
konvulsi), dan jika tidak segera
ditolong akan menyebabkan kematian.
Kekurangan vitamin D pada usia pertumbuhan menyebabkan rickets yaitu penyakit yang ditandai kekeroposan tulang sehingga mudah patah dan bentuknya menyimpang. Kekurangan vitamin D dapat disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain: kurang ekspos dengan
sinar matahari sehingga gangguan sintesis provitamin D di kulit, hati, dan ginjal.
Osteoporesis (pengeroposan tulang) diduga gangguan
sintesis vitamin D karena faktor ketuaan
(aging), atau pengaruh estrogen secara langsung
maupun tak langsung
terhadap tulang sehingga banyak kehilangan kalsium.
0 komentar:
Posting Komentar