Minggu, 01 Desember 2013

Pendidikan karakter secara terpadu melalui manajemen sekolah





Menurut H. Koontz  & O‟Donnel  (Aldag, 1987), manajemen berhubungan   dengan   pencapaian  suatu   tujuan   yang dilakukan melalui  dan  dengan orang lain.  Hampir  senada dengan  pendapat  tersebut,  Siregar  (1987)  menyatakan bahwa manajemen adalah proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengendalian, dengan memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Manajemen  juga  didefinisikan  sebagai  sekumpulan  orang yang memiliki tujuan bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam manajemen terkandung pengertian pemanfaatan sumberdaya untuk tercapainya tujuan. Sumberdaya adalah unsur-unsur dalam manajemen, yaitu manusia (man), bahan (materials), mesin/peralatan (machines), metode/cara kerja (methods), modal  uang  (money), informasi  (information). Sumberdaya bersifat terbatas, sehingga tugas manajer adalah mengelola  keterbatasan  sumber  daya  secara  efisien  dan efektif agar tujuan tercapai.

Proses manajemen adalah proses yang  berlangsung terus menerus,  dimulai  dari:  membuat  perencanaan  dan pembuatan keputusan (planning); mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki (organizing); menerapkan kepemimpinan untuk menggerakkan sumberdaya (actuating); melaksanakan  pengendalian  (controlling). Proses  di  atas sering  disebut  dengan  pendekatan  Barat  dengan  konsep POAC (Planning-Organizing-Actuating-Controlling), berbeda dengan pendekatan Jepang yang dikenal dengan pendekatan PDCA  (Plan-Do-Check-Action). Dalam  konteks  dunia pendidikan, yang dimaksudkan dengan manajemen pendidikan/sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan  evaluasi pendidikan dalam  upaya  untuk menghasilkan lulusan  yang  sesuai  dengan  visi,  misi,  dan tujuan pendidikan itu sendiri.

Berdasarkan  pada  uraian  sebelumnya,  keterkaitan  antara nilai-nilai perilaku dalam komponen-komponen moral karakter (knowing, feeling, dan action) terhadap  Tuhan  YME,  diri sendiri, sesama, lingkungan, kebangsaan, dan keinternasionalan membentuk suatu karakter manusia yang unggul (baik). Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan  direncanakan, dilaksanakan, dan  dikendalikan secara memadai.

Sebagai suatu sistem pendidikan, maka dalam pendidikan karakter juga terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang selanjutnya akan dikelola melalui bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Unsur-unsur pendidikan karakter  yang  akan  direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut  antara  lain  meliputi:  (a)  nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (b) muatan kurikulum nilai-nilai karakter,  (c)  nilai-nilai  karakter  dalam  pembelajaran,  (d) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, dan (e) nilai-nilai karakter pembinaan kepesertadidikan.

Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah antara lain: (a) pelanggaran tata tertib yang berimplikasi pada pengurangan nilai  dan  hukuman/pembinaan,  (b)  penyediaan  tempat- tempat  pembuangan sampah,  (c)  penyelenggaraan kantin kejujuran, (d) penyediaan kotak saran, (d) penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah, misalnya: shalat dhuhur berjamaah, (e) Salim-taklim (jabat tangan) setiap pagi saat siswa memasuki gerbang sekolah, (f) pengelolaan & kebersihan ruang kelas oleh siswa, dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More