1. Keadaan kandang :
Kandang yang baik harus memenuhi syarat-syarat :
¾
Letak kandang harus bebas dari kandang babi, ayam dan ternak lainnya.
Hal ini maksudnya untuk menjaga flavour (rasa dan bau), karena air susu mudah sekali menyerap bau.
¾
Konstruksi kandang yang baik adalah dari papan atau beton.
¾
Ventilasi kandang harus baik, agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik
¾
Harus ada tempat penimbunan kotoran dan terletak jauh dari kandang.
2. Keadaan kamar susu :
¾ Kamar susu berfungsi untuk menyimpan air susu sementara sebelum dibawa ke pusat pengumpulan susu (milk colecting centre) atau kekonsumen.
¾
Sebaiknya kamar susu terhindar dari bau kandang yang tidak enak, dan ukuran kamar
susu tidak perlu terlalu luas tetapi bersih.
3. Kesehatan sapi :
¾ Kesehatan sapi harus selalu dijaga. Penyakit yang bisa ditulari sapi kepada manusia dan sebaliknya (zoonosis) melalui air susu adalah penyakit TBC, Anthrax, dan Brucellosis. Tanda-tanda sapi yang
terserang penyakit
anthrax antara lain adalah
keluarnya darah dari hidung dan feses, sedangkan penyakit anthrax
pada manusia
menyebabkan bisul-bisul pada tubuh. Penyakit Brucellosis pada sapi dapat menyebabkan abortus (keguguran) pada sapi.
4. Kesehatan pemeliharaan sapi :
¾ Kesehatan pemeliharaan
sapi dapat mempengaruhi kualitas air susu sapi. Bila pekerja/pemelihara sapi
menderita TBC atau typus, maka
penyakit
tersebut akan
menular melalui air susu kepada konsumen air susu lainnya.
5. Cara pemberian pakan sapi :
¾ pemberian pakan sapi sebaiknya dilakukan tidak pada waktu pemerahan susu, karena aroma dari pakan ternak dapat diserap oleh air susu.
6. Persiapan sapi yang akan diperah :
¾ Sebelum
sapi diperah, sebaiknya disekitar lipat paha sapi dibersihkan.Ambingnya dilap dengan kain yang dibasah basahi air panas. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi kontaminasi dan menstimulir memancarnya air susu sapi.
7. Persiapan pemerah :
¾ Sebelum memerah air susu,
tangan pemerah harus dicuci bersih, begitu pula alat-alat
yang digunakan pemerah pada saat memerah air susu . Jumlah kuman yang dapat terkoreksi adalah 150 – 200 ribu/ml
air susu.
8.Bentuk dari ember :
¾ Ember yang digunakan pada waktu pemerahan adalah ember khusus, dimana ember tersebut agak tertutup, hanya diberi lubang sedikit.
9. Pemindahan air susu dari kandang :
¾ Setelah memerah, air susu dibawa ke kamar susu. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari agar air susu tersebut tidak berbau sapi ataupun kotoran.
10. Penyaringan air susu :
¾ Untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari air susu,
sebaiknya air susu disaring dengan menggunakan
saringan yang memakai filter kapas atau kain biasa yang dicuci dan direbus setiap kali habis dipakai.
11. Cara pendinginan air susu :
¾ Sebaiknya setelah diperah, air susu langsung didinginkan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghambat dan mengurangi perkembangan kuman. Air susu sebaiknya
didinginkan maximum 70C dan minimum 4 0C.
12. Cara pencucian alat-alat :
¾ Untuk memperoleh alat-alat yang bersih, cucilah alat-alat dengan air dingin atau hangat
supaya sisa-sisa susu hilang. Kemudian cuci dengan air sabun yang hangat, disikat
dan dibilas. Alat-alat tersebut kemudian
direndam dengan air mendidih
selama 2 – 3
menit atau diuapkan selama 30 detik.
13. Pengawasan terhadap lalat :
¾ Pengawasan
terhadap lalat perlu sekali dilakukan. Hal ini dimaksud selain untuk mengurangi
jumlah kuman, juga untuk menjaga agar sapi tidak gelisah. Bila
pengawasan terhadap lalat dilaksanakan sebaik mungkin, setidak-tidaknya jumlah kuman akan dapat ditekan.
0 komentar:
Posting Komentar