Sabtu, 09 November 2013

Warisan Biologis sebagai salah satu faktor dalam Pembentukan Kepribadian



Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu, seperti mempunyai dua tangan, panca indera, kelenjar seks, dan otak yang rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelas- kan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Setiap warisan biologis seserang juga bersifat unik, yang berarti, bahwa tidakseorang pun (kecuali anak kembar) yang mempunyai karakteristik fisik yang hampir sama.
Beberapa orang percaya bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari sekedar penampilanwarisan biologisnya. Karakteristik kepribadianseperti ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas, kelainan seksual, dan ciriyang lain dianggaptimbul dari kecenderungan-kecenderunganturun- an Bahkan ada yang beranggapan, melalui tampilan fisik dapat diketahui bagaimana kepribadianorang tersebut. Contoh dalam hal ini dapat dilihat dalambuku-buku primbon Jawa, mulai dari fisik, rambut, kulit, bentuk muka, hingga tahi lalat. Dewasa ini tidak banyak lagi yang masih mempercayai anggapan ini. Pandangan sekarang ini menyatakan bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh pengalaman. Sebenarnya perbedaan individualdalam ke- mampuan, prestasi, dan perilakuhampir semuanya berhubungandengan lingkungan, dan bahwa perbedaan individu dalam warisan biologis tidak begitu penting (Whimby).
Fenomena kontradiktif ini, antara "bawaan dan asuhan", berlangsung cukup lama, dan masing-masing memiliki penganutyang cukup besar. Suatu penelitian terhadap 2.500 anak kembar siswa SLTA merupakan salah satu langkahuntuk mencari derajat kebenaran dari masing-masing anggapan  dikemukakanoleh  Nichols,  hasilnya menyimpulkan bahwa  hampir  setengah  variasi  di  antara  orang-orang dalam   spektrum   ciri-ciri   psikologis   yang   luas   adalah   akibat   dari perbedaan karakteristik genetis, sedangkansetengahnya lagi adalah akibatlingkungan.
Penelitian lain dilaksanakan Medico-genetical Institute di Moskow, yang memisahkan seribu pasangan anak kembar ketika masih bayi dan menempatkan mereka dalam lingkungan yang terkendali untuk diamati selama 2 tahun. Hasilnyamendukung dengan jelas suatu dasar keturun- an dalam beberapa ciri, termasukperbedaan kecerdasan. (Hardin).
Masalah warisanbiologis/keturunan versus lingkungan pada da- sarnya bukan hanya masalah ilmiah, tetapi juga politis.Seperti gusarnya golongan Marxis (penganut ajaran Marx) melihat bukti bahwa ada perbe- daan dalam kecakapan bawaan, kalangan konservatif (kolot, konven- sional, tradisional) yang dengan senang hati menggunakan bukti kecakapan warisan yang berbeda untuk memperoleh hak yang berbeda.
Perbedaan  individual  dalam  warisan biologis  adalah  nyata, terlepas dari apakah kenyataannya demikian menyebabkan seseorang bahagia atau tidak. Untuk beberapa ciri, warisan biologis lebih penting daripada yang lain. Misalnya,beberapa penelitian menunjukkan bahwa IQ anak angkat lebih mirip dengan IQ orang tua kandungnya daripada dengan   orang   tua   angkatnya   (Horton).   Namun,   meskipun perbedaan individual dalam IQ tampaknya lebih banyak ditentukan oleh keturunan daripada oleh  lingkungan, banyak perbedaan yang  lainnya ditentukan oleh lingkungan. Suatu studi baru-baru ini menemukan bukti bahwa faktor keturunan berpengaruh kuatterhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (memaksa) dan kemudahan dalam pergaulan sosial, tetapi faktor keturunan tidak begitu penting dalam kepemimpinan, pengendalian  dorongan  impulsif  (cepat  bertindak),  sikap,  dan  minat (Horn, 1976, dalam Horton, 1993). Kesimpulannya, bahwa warisan biologis penting dalam beberapa ciri kepribadian dan kurang pentingdalam hal-hal lain. Tidak ada kasus yangdapat mengukur pengaruhketurunan dan lingkungan dengan tepat, tetapi banyak ilmuwan sependapat bahwa apakah potensi warisan sese- orang berkembang sepenuhnya, sangat dipengaruhloleh pengalaman sosial orang yang bersangkutan.
Beberapa orang berpandangan bahwa orang gemuk adalah periang, bahwa orang dengan kening yang lebar cerdas, bahwa orang berambut merah berwatak mudah meledak/marah, bahwa orang dengan rahang  lebar  mempunyai  kepribadian  yang  kuat.  Banyak  keyakinan umumseperti itu telah terbukti tidak benar ketika diuji secara empiris, meskipun kadang-kadang ditemukan beberapahubungan yang absah.
Sebagaimana penelitianyang dilakukan oleh Bar dengan membandingkan kelompok sampel berambut merah dengan suatu kelompok kendali yang terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna rambut  dan  melaporkan  bahwa  watak  si  rambut  merah  umumnya memang lebih sering meledak-ledak dan agresif. la mengemukakan adanya  hubungan  genetis  antara  karakteristik  fisik  (rambut  merah) dengan karakteristik kepribadian (mudahmeledak, agresif).
Penjelasan lain menyatakan bahwa setiap karakteristik fisik didefinisikan secara sosial dan kultural dalam setiap masyarakat (Horton). Misalkan, gadis gemuk dikagumi di Dahomey. Suatu karakteristik fisik dapat menjadikan seseorang cantik dalam suatu masyarakat dan menjadi "anak bebekburuk rupa" dalam masyarakat lain. Oleh karena itu, karakteristik fisik tertentu menjadisuatu faktor dalam perkembangan ke- pribadian sesuai dengan bagaimanaia didefinisikan dan diperlakukan dalam masyarakat dan oleh kelompok acuan seseorang. Kalau orang be- rambut merah diharapkan mudah meledak dan dibenarkan kalau marah, tidak mengherankan bila mereka menjadi pemarah.Sebagaimana dinya- takan diatas, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain tersebut. Sebagai kesimpulan, karakteristik fisik jarang menghasilkan sifat- sifat perilaku tertentu, harapan sosial dan kulturallah yang menyebabkan- nya demikian.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More