Kaum hereditarian yang amat
mengagumi faktor nature berpendapat bahwa seluruh sifat-sifat psikologis manusia itu secara turun temurun dipindahkan langsung melalui gena-gena yang dibawa dari satu generasi ke generasi lainnya.
Perilaku manusia, termasuk kemampuan, bakat, dan prestasi belajarnya ditentukan sebagian besar, bahkan seluruhnya oleh
gena-gena ini. Lingkungan amat kecil peranannya. Bila ayah seorang anak itu adalah seorang pencuri domba, maka anak
itu diragukan lagi akan menjadi pencuri domba pula. Bila IQ seorang ibu 90, maka IQ anaknya akan berada disekitar 90 pula. Diramalkan dengan IQ yang hanya 90 itu, anak ini tidak akan mungkin dapat belajar dalam jurusan-jurusan yang sulit, seperti kedokteran. Di
kalangan kaum herediterian agak umum adanya
pendapat, bahwa berdasarkan pengukuran terhadap intelegensi, sebesar 80%
variansi intelegensi itu ditentukan
oleh gena-gena, hanya sekitar 20% karena
pengaruh lingkungan.
Gena-gena adalah obyek studinya llmu Genetika. Ilmu ini dikembangkan berdasarkan pada studi herediter yang menjelaskan bahwa secara biologis proses pemindahan sifat-sifat dasar atau karakteristik orang tua pada
turunannya. llmu genetika menggunakan gena sebagai unit fundamental
dalam analisisnya. Gena adalah molekul pembentuk kehidupan, suatu partikel yang amat terkecil yang
membawa karakteristik-karakteristik turunan. Didalam
gena
terdapat gen, yaitu
unsur sel plasma yang mengendalikan penerusan
ciri-ciri keturunan. Diperkirakan jumlah keseluruhan gena dalam diri setiap manusia atau. dalam setiap human
genome, adalah
sekitar lima sampai sepuluh juta buah. Setiap gena terdiri dari sejumlah besar molekul organis, dan terdapat di dalam kromosom. Kromosom yang bentuknya agak memanjang itu berada dalam sel tubuh manusia dengan cara
berpasang-pasangan, rata-rata dua puluh tiga pasang dalam setiap sel. Sel-sel asal, yaitu sel sperma dari
ayah dan sel telur dari ibu, hanya membawa dua puluh tiga kromosom individual. Pada saat awal terbentukaya konsepsi manusia, setiap
orang tua
memberikan sumbangan genetik (sifat-sifat dasar) pada gena-gena
tersebut.
Henry Goddard (1912), meneliti bagaimana besarnya
pengaruh bibit
unggul dan bibit jelek secara turun temurun dalam keluarga
yang disebutnya
keluarga
Kallikak. Data dikumpulkan sedikit demi sedikit dari buku-buku, koran,
interview, dan lain-lain yang merupakan sumber tentang keturunan anak cucu Martin Kallikak (nama samaran). Martin Kallikak, adalah
salah
seorang serdadu perang revolusi
Amerika. Melalui studi
penelusuran
terhadap
496
keturunan
Martin Kallikak dari perkawinan dengan seorang wanita terhormat dan
dilihat sebagai bibit unggul (dari
kelompok Quakeress, perkumpulan orang Kristen yang anti
perang) ditemukan jalur keturunan Kalikkak yang umumnya menjadi orang baik-baik
dan terhormat, seperti menjadi dokter, ahli hukum (pengacara),
pimpinan perusahaan besar, dan lain sebagainya. Terdapat hanya dua orang dari
hampir 500 orang keturunan Kallikak yang inteligensinya di bawah rata-rata.
Goddard juga melakukan studi penelusuran terhadap 480 orang anak cucu keturunan Martin Kallikkak dari hasil kencan gelapnya (istri tidak sah) dengan scorang wanita
lemah
ingatan (cacat mental) yang
bekerja
pada sebuah bar
penjual minuman keras. Ini adalah "bibit jelek atau inferior genetik dari keturunan
Martin Kallikak. Dari penelusuran ini ditemukan bahwa hampir
seluruh jalur keturunan
bibit jelek ini melahirkan bentuk manusia-manusia yang rendah kualitasnya dengan intelgensi dibawah rata-rata, seperti peminum alkohol, pelaku prostitusi, pembunuh, dan lain
sebagainya. Hanya, 46 orang diantaranya yang
memiliki inteligensi agak mendekati normal.
0 komentar:
Posting Komentar