Jumat, 08 November 2013

Teori Pembangunan dan Ketergantungan Menurut Theotonio Dos Santos


Ketergantunganadalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara tertentu dipengaruhi oleh ekspansi dari ekonomi negara lain. Pendapat ini dikemukakan oleh Dos  Santos  dalam  mengkritisi  pendapat  kaum  Marxis  Klasik  yang  berpendapat bahwa kapitalisasi negara maju akan dapat membawa kemajuan pada negara-negara sedang berkembang.
Hubungan yang terjalin antara negara maju dan negara terbelakang adalah hubungan yang tidak sehat karena negara maju melakukan eksploitasi sumberdaya pada negara berkembang untuk kepentingan pembangunan di negaranya sendiri. Eksploitasi sumberdayatersebut dilakukan melalui simpul-simpul industriyang ada di negara berkembang namun atas investasi negara maju, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh industri tersebut banyak yang ditarik ke negara maju, sedangkan beban  dampak  industrialisasi  dilimpahkan  ke  negara  berkembang  yang  menjadi
tempat industrialisasi. 
Keterbelakangan ekonomi negara Dunia Ketiga bukan disebabkan oleh tindakan terintegrasinya mereka ke dalam tata ekonomi kapitalisme di negara maju. Namun disebabkan karena tindakan pengawasan ketat dan monopoli modal asing, serta penggunaan teknologimaju pada tingkat internasional dan nasional. Pada gilirannya hal tersebutmenjadikan negara Dunia Ketiga mereproduksi keterbelakangan, kesengsaraan, dan marginalisasi sosial dalam batas wilayahnya sendiri. Semakin tergantung satu negara Dunia Ketiga dengan negara maju, maka kondisi   tersebut   akan   semakin   berpotensi   membawa   keterbelakangan   dan kesengsaraan pada negara Dunia Ketiga.
Selanjutnya, Dos Santos mengemukakan ada tiga ketergantungan di negara Dunia Ketiga sebagai akibat dari ekspansi modal dan pasar yang dilakukan oleh negara-negara  maju  di  kelompok  negara  berkembang.    Bentuk-bentuk ketergantungan tersebut adalah sebagai berikut:
1).Ketergantungan Kolonial
Terjadi ketergantungan politik karena dominasi negara pusat terhadap negara pinggiran. Penentuan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan negara berkembang ditentukan oleh keinginan negara pusat. Tidak ada legitimasi kedaulatan yang dimiliki oleh negara pinggiran ketika bekerjasama dengan negara pusat dalam rangka melakukan pembangunan.

Walaupun secara de jure dan de facto, negara berkembang tidak berada dalam naungan kekuasaan negara maju, namun negara maju dapat melakukan intervensi politik kebijakandalam negeri negara berkembang. Kemampuan intervensi tersebut terjadi karena sangat berpengaruhnya investornegara maju dalam upaya melindungiinvestasinya di negara terbelakang. Investordan birokrat negara maju mampu menentukan kebijakan dari birokrat negara berkembang, sehingga kebijakanyang dikeluarkan hanya untuk melindungi kepentingan investasi luar negeri di negara Dunia Ketiga.

2). Ketergantungan Finansial-Industrial
Terjadi penguasaan kekuatan finansial negara satelit (pinggiran) oleh negara pusat walaupun secara yuridis-politis negara satelit adalah negara yang merdeka. Penguasaan finansialini ditentukan oleh investasi modal asing yang dimiliki pemodal negara maju di negara berkembang dengan modal yang besarnya melebihi modal investor domestik, sehingga sirkulasi modal dapat ditentukan oleh orang-orang diluar negara pinggiran tersebut.
Lebih lanjut,arah industrialisasi juga ditentukan oleh pemodal asing, sehingga tenaga  kerja  dalam  negeri  tergantung  dari  industrialisasi  tersebut.  Tenaga kerja dalam negeri tidak mampu melakukan persaingan dengan tanaga ahli luarnegeri yang didatangkan oleh pemilik modal luar negeri. Ketimpangan ini juga membawa ketimpangan upah yang diterima oleh pekerja domestik, sehingga upah pekerja tersebut tidak mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Tidak hanya itu, konsumsi barang-barang mewah dari masyarakat negara berkembang juga semakin meningkat seiring dengan tetapnya pendapat dan produktifitas yang dimiliki tenaga kerja lokal. Ekspansi pasar yang dilakukan negara   maju   memaksa   penduduk   negara   berkembang   melakukan   pola konsumsi barang-barang mewah yang berbeda dengan kondisi sebelum terjadinya industrialisasi, padahal gaji atau pendapatan penduduk negara berkembang jauh berada dibawah pendapatan penduduk di negara maju. Ini membawa jenis konsumsi barang mewah yang tinggi, dengan gaji atau pendapatan yang rendah.
3). Ketergantungan Teknologis-Industrial
Munculnya   perusahaan   industri   di   negara   satelit   yang   didirikan   oleh pengusaha lokal, namun teknologi-industrialnya dikuasai oleh negara pusat, yang akhirnya terjadi monopoli surplus industri. Industri lokal di negara pinggiran akan mengimpor teknologi industri yang dibutuhkan untuk menjalankan roda industrialisasinya dari negara pusat, sehingga masih tetap terjadi  ketergantungan  dalam  hal  teknologi.  Ketergantungan  inilah  yang menjadikan negara berkembang lambat dalam mencapai kemajuan. Selain itu, Dos Santos juga melihat industrialisasi yang terjadi di Negara berkembang mengalami beberapahambatan yang sulit dihilangkan. Hambatan- hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.   Negara pinggiran yg melakukanindustrialisasi memerlukan valuta asing untuk mengimpor teknologi.
2.   Neraca perdagangan negara satelit mengalami defisit.
3.   Adanya    monopoli    teknologi    dari    negara    pusat    menyebabkan pembengkakan biaya sewa hak paten.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More