Konflik
merupakan suatu yang menjadi bagian dari kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial yang berinteraksi dengan sesamanya. Konflik bukan sesuatu yang
harus dihindari
tetapi dihadapi melalui pengenalan dan kemampuan mengelola secara
baik dan benar.Demikian
halnya sebagai fasilitator, konflik menjadi bagian penting yang kerapkali dihadapi ketika berinteraksi dalam masyarakat. Di awali kegiatan orientasi
pemahaman konsep dan substansi penting tentang konflik
yang terjadi dalam masyarakat akan membantu fasilitator dan
masyarakat dalam merumuskan visi, misi,
tujuan dan strategi program pembangunan
berkelanjutan. Pemahaman yang utuh tentang apa, mengapa dan bagaimana konflik itu terjadi serta bagaimana menanganinya akan membantu semua pihak atau kelompok yang bertikai dan
terlibat dalam tindak kekerasan untuk berdialog, membuka diri,
dan membangun kesadaran
akan akibat negatif
dari konflik
yang terjadi.
Fasilitator sebagai pendamping masyarakat memiliki peran penting dalam memper-
mudah, menjembatani dan
mendorong kelompok atau
pihak-pihak yang terlibat dalam
program agar memiliki kesadaran bersama tentang pentingnya mengelola konflik. Kemampuan
mengelola konflik hendaknya melekat dalam diri fasilitator, karena dalam situasi tertentu ia akan dihadapkan dengan persoalan konflik
yang terjadi dalam masyarakat dengan skala yang berbeda-beda baik pelaku yang terlibat
atau wilayah
di mana konflik
itu terjadi seperti di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Di
samping itu, fasilitator sebagai
pendamping
masyarakat dalam mencapai tujuannya
akan bekerja dalam suatu tim dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan,
baik
tokoh masyarakat, pemuka agama, aparat pemerintah, dan pihak lain yang tidak
menutup kemungkinan dihadapkan pada situasi konflik
internal
diantara anggota tim.
0 komentar:
Posting Komentar