Berbeda dengan pendapat diatas,
Hendricks (2001) mengemukaan lima gaya pengelolaan konflik yang diorientasikan
dalam organisasi maupun perusahaan. Lima gaya yang dimaksud adalah:
1. Integrating (menyatukan, menggabungkan)
Individu yang memilih
gaya ini
melakukan tukar-menukar
informasi. Disini ada keinginan
untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima semua kelompok.
Cara ini mendorong berpikir kreatif
serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah.
2. Obliging (saling membantu)
Disebut juga dengan kerelaan membantu.
Cara ini menempatkan nilai
yang tinggi untuk orang lain sementara
dirinya sendiri dinilai rendah. Kekuasaan
diberikan pada orang lain. Perhatian tinggi pada orang lain menyebabkan seorang individu merasa puas dan
merasa keinginannya terpenuhi oleh pihak lain, kadang
mengorbankan sesuatu yang penting
untuk dirinya sendiri.
3. Dominating
(menguasai)
Tekanan gaya ini adalah pada diri sendiri. Kewajiban
bisa saja diabaikan demi kepentingan pribadi. Gaya ini meremehkan kepen- tingan orang lain. Biasanya berorientasi pada kekuasaan
dan penyelesaiannya cenderung dengan menggunakan kekuasaan.
4. Avoiding (menghindar)
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri
atau orang lain. Ini adalah gaya menghindar dari persoalan, termasuk
di dalamnya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5. Compromising (kompromi)
Perhatian pada diri
sendiri maupun orang lain berada
dalam
tingkat sedang.
0 komentar:
Posting Komentar