Disamping itu, secara psikologis dan sosiologis dapat dijelaslan beberapa faktor yang mendorong terjadinya konflik
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda
satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal
atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam
menjalani hubungan
sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dalam waktu
yang bersamaan, masing-masing individu atau kelompok memiliki kepentingan
yang berbeda-beda. Seringkali seseorang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Misalnya perbedaan kepentingan
dalam
hal pemanfaatan
hutan. Para tokoh masyarakat menganggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak
boleh ditebang. Para petani menebang pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk
membuat
kebun
atau
ladang. Bagi para
pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang sebagai
bentuk pemanfaatan
alam untuk bisnis.
Sedangkan
bagi
pecinta lingkungan,
hutan
adalah
bagian
dari lingkungan yang harus dilestarikan.
Konflik akibat perbedaan kepentingan ini
dapat pula
menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan
yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik
sosial sebab nilai-nilai lama
pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis
dan
nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian
waktu yang tegas seperti jadwal
kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan ini, jika
terjadi seara cepat atau mendadak, dapat mengganggu proses sosial dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan
tatanan atau nilai-nilai masyarakat yang telah ada.
0 komentar:
Posting Komentar