PPKI merupakan organisasi yang didirikan sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai macam organisasi sosial politik menjadi satu, agar bisa menjadi
kekuatan yang sangat besar dalam melawan penjajah Belanda.
Terbentuknya gagasan tentang persatuan
Indonesia dilatarbe- lakangi adanya kesadaran
dikalangan tokoh-tokoh pergerakan nasional bahwa berjuang hanya melalui masing-masing organisasi pergerakan
nasional tidak akan membawa hasil. Dengan perjuangan sendiri-sendiri akan mudah
ditumpas
oleh
pemerintah
kolonial. Terbukti, PKI yang melakukan pemberontakan
sendiri juga telah gagal dan berakhir
dengan dilarangnya partai
politik tersebut.
Ir. Soekarno merupakan
salah satu tokoh yang merasa yakin
benar bahwa front bersama
sangatlah penting bagi mempersatukan
perjuangan politik pergerakan nasional Indonesia.
Dalam merealisasikan ide ini, Soekarno dibantu oleh Sukiman, mengajak PSI untuk turut ber-
gabung. Namun ide ini ditolak oleh PSI dengan alasan bahwa sebagian
tokoh PNI dan Soekarno sendiri dianggap sebagai didikan Belanda, karena itu diragukan kenasionalisannya. Sebagian kalangan pergerakan nasional Indonesia yang masih berpandangan
kolot masih menganggap bahwa mereka yang bukan dididik dan dibesarkan
di Indonesia tidak memiliki pandangan
positif tentang
kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 17-18 Desember
1927 diputuskan untuk dibentuk
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Perhimpunan ini menampung beberapa
organisasi pergerakan
nasional, seperti PSI, BU, PNI,
Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia.
PPPKI dianggap telah mampu mengimbangi kekuatan
pemerintah Belanda. PPPKI juga diharapkan mampu mempersatukan
dan menjadi- kan gerakan-gerakan politik nasional berada dalam satu koordinasi yang
baik. PPPKI terus berkembang
dan memiliki daya tarik tersendiri bagi parpol-parpol yang ada di Indonesia.
PSI dan BU merupakan salah satu yang
memberikan perhatian khusus terhadap ideologi nasionalis sekuler.
Kongres PPPKI I diselenggarakan pada 2 September
1928 di Surabaya. Para wakil parpol
berharap bahwa kongres
ini merupakan kongres yang dapat membawa Indonesia ke era baru gerakan kebang- saan. Kongres menunjuk Soetomo sebagai ketua Majelis Pertimbangan PPPKI. Sebagai ketua, Soetomo
berhasil mempersatukan kaum moderat dan kaum radikal di tubuh PPPKI. Kongres
juga menganjurkan agar dibentuknya seksi PPPKI daerah
agar memudahkan sekaligus meman- tapkan
PPPKI dalam kesadaran nasionalisnya.
PPPKI ternyata tidak
mampu
mewujudkan cita-cita idealnya, karena terjadi pertentangan antara
tokoh-tokoh partai, seperti
pertentang- an antara
PNI Baru dan Partindo. Perhimpunan ini akhirnya
tidak memiliki peran apapun di panggung politik, meskipun
segala upaya sudah di- lakukan Soekarno dalam rangka
mempersatukan partai-partai yang ada. Intervensi pemerintah kolonial Belanda terhadap
perhimpunan ini juga menjadi salah satu penyebab semakin menurunnya
peran perhim- punan ini dalam pergerakan nasional. Hal ini sangat disayangkan karena bergabungnya beberapa parpol dalam sebuah himpunan dianggap sebagai salah satu peristiwa
penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar