Kamis, 28 November 2013

Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)





PPKI merupakan organisasi yang didirikan sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai macam organisasi sosial politik menjadi satu, agar bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam melawan penjajah Belanda.
Terbentuknya gagasan tentang persatuan Indonesia dilatarbe- lakangi adanya kesadaran dikalangan tokoh-tokoh pergerakan nasional bahwa  berjuang  hanya  melalui  masing-masing organisasi pergerakan nasional tidak akan membawa hasil. Dengan perjuangan sendiri-sendiri akan  mudah  ditumpas  oleh  pemerintah  kolonial.  Terbukti,  PKI  yang melakukan pemberontakan sendiri juga telah gagal dan berakhir dengan dilarangnya partai politik tersebut.
Ir.  Soekarno merupakan salah  satu  tokoh  yang  merasa  yakin
benar bahwa front bersama sangatlah penting bagi mempersatukan perjuangan politik pergerakan nasional Indonesia. Dalam merealisasikan ide ini, Soekarno dibantu oleh Sukiman, mengajak PSI untuk turut ber- gabung. Namun ide ini ditolak oleh PSI dengan alasan bahwa sebagian tokoh PNI dan Soekarno sendiri dianggap sebagai didikan Belanda, karena itu diragukan kenasionalisannya. Sebagian kalangan pergerakan nasional Indonesia yang masih berpandangan kolot masih menganggap bahwa mereka yang bukan dididik dan dibesarkan di Indonesia tidak memiliki pandangan positif tentang kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 17-18 Desember 1927 diputuskan untuk dibentuk Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Perhimpunan ini menampung beberapa organisasi pergerakan nasional,  seperti  PSI,  BU,  PNI,  Pasundan, Sumatranen Bond,  Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia.
PPPKI dianggap telah mampu mengimbangi kekuatan pemerintah Belanda. PPPKI juga diharapkan mampu mempersatukan dan menjadi- kan gerakan-gerakan politik nasional berada dalam satu koordinasi yang baik. PPPKI terus berkembang dan memiliki daya tarik tersendiri bagi parpol-parpol yang ada di Indonesia. PSI dan BU merupakan salah satu yang memberikan perhatian khusus terhadap ideologi nasionalis sekuler.
Kongres PPPKI I  diselenggarakan pada 2  September 1928 di Surabaya. Para wakil parpol berharap bahwa kongres ini  merupakan kongres yang dapat membawa Indonesia ke era baru gerakan kebang- saan. Kongres menunjuk Soetomo sebagai ketua Majelis Pertimbangan PPPKI. Sebagai ketua, Soetomo berhasil mempersatukan kaum moderat dan  kaum  radikal di  tubuh  PPPKI. Kongres juga  menganjurkan agar dibentuknya seksi PPPKI daerah agar memudahkan sekaligus meman- tapkan PPPKI dalam kesadaran nasionalisnya.
PPPKI  ternyata  tidak  mampu  mewujudkan  cita-cita  idealnya, karena terjadi pertentangan antara tokoh-tokoh partai, seperti pertentang- an antara PNI Baru dan Partindo. Perhimpunan ini akhirnya tidak memiliki peran apapun di panggung politik, meskipun segala upaya sudah di- lakukan Soekarno dalam rangka mempersatukan partai-partai yang ada. Intervensi pemerintah kolonial Belanda terhadap perhimpunan ini juga menjadi salah satu penyebab semakin menurunnya peran perhim- punan ini dalam pergerakan nasional. Hal ini sangat disayangkan karena bergabungnya beberapa parpol dalam sebuah himpunan dianggap sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More