Yang dimaksud
bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan
yang tidak enak di lingkungan
kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas
kerja. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari
segi
hygiene
pada umumnya. Cara pengukuran bau-bauan yang dapat mengklasifikasikan
derajat gangguan kesehatan belum ada, sehingga penentuannya masih bersifat
subjektif. Hal ini
disebabkan karena seseorang yang mencium bau tertentu
dan merasa tidak biasa dengan bau tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium
bau
aneh tersebut, maka akhirnya
menjadi terbiasa dan tidak mencium bau yang aneh tersebut. Orang yang
bekerja
di
lingkngan yang berbau bensin
atau oli, mula-mula merasakan bau tersebut, tetapi lama kelamaan tidak akan merasakan
bau tersebut, meskipun bau tersebut tetap di lingkungan
kerja itu. Hal ini disebut penyesuaian penciuman.
Dalam kaitannya
dengan kesehatan kerja atau dalam lingkungan
kerja, perlu dibedakan
antara penyesuaian penciuman dan kelelahan penciuman apabila indra penciuman menjadi kurang peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus menerus,
seperti contoh pekerja
tersebut di atas. Sedangkan kelelahan penciuman adalah
apabila
seseorang
tidak
mampu
mencium
kadar bau yang normal, setelah mencium kadar bau yang lebih
besar. Misalnya orang
tidak
mencium bau bunga setelah mencium bau yang kuat dari bangkai binatang.
Ketajaman penciuman
seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan
sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan fisiologis atau stres, ia
tidak dapat mencium
bau-bauan yang aneh, yang dapat dicium,
oleh orang yang tidak dalam keadaan
tegang. Di samping itu, penciuman
juga dapat dipengaruhi oleh kelembaban udara. Pada kelembaban antara 40-70% tidak mempengaruhi
penciuman, tetapi di bawah atau di atas kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman.
Pengendalian
bau-bauan di lingkungan
kerja dapat dilakukan antara lain:
1. Pembakaran terhadap sumber
bau-bauan,
misalnya pembakaran butil alkohol menjadi
butarat dan asam butarat.
2. Proses menutupi, yang didasarkan atas kerja antagonistis di antara zat-zat yang berbau. Kadar zat tersebut saling menetralkan bau masing-masing. Misalnya: bau karet dapat
ditutupi atau ditiadakan dengan parafin.
3. Absorbsi (penyerapan), misalnya : penggunaan
air dapat menyerap bau-bauan yang
tidak enak.
4. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat yang berbau menjadi netral (tidak
berbau). Misalnya: menggunakan pengharum ruangan.
5. Alat pendingin ruangan (air conditioning), di samping untuk menyejukkan ruangan, juga sebagai
cara
deodorisasi (menghilangkan bau-bauan yang
tidak enak) di tempat kerja.
0 komentar:
Posting Komentar