Gempa bumi adalah gejala pelepasan energi berupa gelombang yang menjalar ke permukaan bumi akibat adanya gangguan di kerak bumi (patah, runtuh, atau hancur). Sampai sekarang manusia belum dapat meramalkan kapan suatu gempa akan terjadi. Besar kecilnya malapetaka yang terjadi sangat tergantung pada kekuatan (magnitudo) gempa itu sendiri serta kondisi daerah yang terkena gempa itu. Alat pengukur gempa bumi disebut seismograf, yang dinyatakan dalam skala Richter. Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda wilayah Indonesia, kira-kira 400 kali dalam setahun. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh dua lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu lempeng Mediterania (Alpen-Himalaya) dan lempeng Pasifik. Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Dalam menghadapi bencana gempa bumi misalnya masyarakat Jepang telah tahu bagaimana bereaksi ketika gempa bumi berguncang. Mereka segera mematikan kompor atau api yang menyala, menyambar tas yang telah disiapkan (yang berisi sebotol air mineral, makanan ringan tahan lama, lampu senter, peluit, obat-obatan, radio transistor, dan lain-lain), lalu segera bersembunyi di bawah meja, dan tetap menunggu hingga guncangan reda. Tindakan lari keluar rumah, menurut mereka, malah lebih berbahaya karena ketika gempa besar berguncang, akan terjadi runtuhan bangunan, tiang listrik, dan lain-lain. Dalam pengetahuan itu pula selalu disebutkan untuk segera menghindari pantai (antisipasi tsunami) dan menjauhi tebing (antisipasi longsor). Penanggulangan bencana alam gempa bumidapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Sebelum terjadi bencana alam gempa bumi
· Sosialisasi potensi gempa di wilayah yang rawan gempa.
· Mengembangkan bangunan yang relatif tahan gempa, dengan memperkuat atau memperdalam fondasi bangunan, penggunaan material yang ringan supaya bangunan dapat mengikuri getaran gempa.
· Penguatan jalan, di Jepang jalan dibangun dengan desain seperti gelombang air ketika terjadi gempa.
· Pendidikan pada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari gempa dari mulai anak-anak sampai orang dewasa.
· Monitoring, dengan mengukur gerakan tanah menggunakan skala richter.
· Persiapan menghadapi gempa di rumah dengan menyiapkan air, makanan, lampu senter, selimut dan pertolongan pertama.
b. Pada saat terjadi bencana alam gempa bumi dan setelah terjadi bencana alam gempa bumi
· Memberikan peringatan terjadinya gempa kepada masyarakat.
· Memantau perkembangan gempa dan menyebarluaskannya kepada masyarakat.
· Memberikan informasi jika keadaan telah dianggap aman.
· Mengerahkan regu atau tim tanggap darurat ke lapangan untuk memberikan pertolongan.
· Memperbaiki berbagai fasilitas yang rusak terutama jalan agar bantuan tidak terhambat datang ke lokasi dan masyarakat dapat melakukan mobilitas.
· Melakukan berbagai upaya rekonstruksi.
0 komentar:
Posting Komentar