Selain kaya protein, daging juga mengandung energi sebesar 250 kkal/100 g. Jumlah energi dalam daging ditentukan oleh kandungan lemak intraselular di dalam serabut-serabut otot, yang disebut lemak marbling. Kadar lemak pada daging berkisar antara 5-40 persen, tergantung pada jenis dan spesies, makanan, dan umur ternak.
Daging
juga mengandung
kolesterol, walaupun dalam jumlah yang relatif lebih rendah
dibandingkan dengan bagian jeroan maupun otak. Kadar kolesterol daging
sekitar 500 miligram/100 gram lebih rendah daripada kolesterol otak (1.800-2.000 mg/100 g) atau kolesterol kuning telur (1.500 mg/100 g).
Dengan alasan kesehatan, banyak orang yang
antipati terhadap kolesterol. Sikap
demikian diwujudkan dengan menghindari konsumsi bahan makanan berkolesterol, seperti
daging, telur, dan produk-produk olahan susu. Padahal, bahan-bahan makanan tersebut
merupakan sumber zat gizi yang sangat baik karena sarat protein, vitamin, dan mineral.
Kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol berguna
untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu progestron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Hormon-hormon tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologi tubuh. Kadar kolesterol
yang
sangat rendah di dalam tubuh dapat mengganggu proses menstruasi dan kesuburan, bahkan dapat menyebabkan kemandulan, baik
pada
pria maupun wanita.
Pemberian susu, telur, daging, dan ikan dalam batas normal, tidak akan menimbulkan
kegemukan pada bayi dan anak balita. Daging juga merupakan
sumber vitamin dan mineral
yang sangat baik. Secara umum, daging merupakan
sumber mineral kalsium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin B kompleks (niasin, riboflavin dan tiamin), tetapi rendah kadar vitamin C. Hati
yang lebih dikenal sebagai jeroan, mengandung kadar vitamin A dan zat besi yang sangat
tinggi.
Zat besi sangat dibutuhkan oleh bayi untuk pembentukan
hemoglobin darah, yang berguna untuk mencegah timbulnya anemia. Anemia akan berdampak buruk pada anak, seperti lesu, letih, lelah, tak bergairah, dan tidak mampu berkonsentrasi, sehingga
pada
akhirnya akan menurunkan prestasi belajarnya di sekolah.
Pemasakan dengan menggunakan panas sangat bermanfaat untuk mematikan mikroba dan meningkatkan
cita
rasa. Proses pemasakan daging tidak terlalu berpengaruh terhadap
kadar protein, serta beberapa
jenis vitamin seperti thiamin, riboflavin, niasin, dan asam pantotenat.
Bila daging dimasak menggunakan air, banyak vitamin, mineral, dan asam amino yang
akan terlarut
di dalam kaldunya.
Itulah alasan
kaldu memiliki nilai gizi
yang cukup baik, sehingga bagus untuk diberikan kepada anak.
0 komentar:
Posting Komentar