Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
berakibat:
1.
Berat badan bayi pada waktu lahir rendah
atau sering disebut berat badan bayi rendah
(BBLR).
2.
Kelahiran prematur
(lahir belum cukup umur kehamilan)
3.
Lahir dengan berbagai
kesulitan, dan lahir mati
4.
Kelompok
Ibu Menyusui. Air susu ibu (ASI) adalah makanan
utama bayi, oleh sebab itu, untuk menjamin
kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata
800-850 mililiter per hari, dan mengandung kalori 60-65 kalori, 1,0-1,2 gram, dan lemak 2,5-3,5
gram setiap 100 mililiter.
Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu,
dan harus digantikan
dengan suplai makanan ibu sehari- hari. Untuk itu, ibu yang sedang menyusui
memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan
protein 25 gram sehari, di atas kebutuhan bila ibu tidak menyusui.
5.
Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat
gizi ini diambil dari tubuh ibunya, tanpa menghiraukan
apakah ibunya mempunyai persediaan cukup atau tidak. Apabila
konsumsi makanan ibu tidak mencukupi,
zat-zat di dalam ASI akan terpengaruh. Khusus untuk protein,
meskipun konsumsi ibu tidak mencukupi, ASI akan tetap memberikan
jatah yang diperlukan oleh anaknya dengan mengambil
jaringan ibunya, akibatnya ibunya menjadi kurus. Bila konsumsi
Ca ibu yang berkurang, Ca akan diambil
Ca jaringan ibunya, sehingga
memberikan osteoporosis dan kerusakan gigi (caries
dentis).
6.
Kelompok
Usia Lanjut (Usila). Meskipun usila ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya, maka
sering
terjadi gangguan gizi. Contohnya: pada
usila beberapa gigi-geligi,
bahkan semuanya tanggal, sehingga terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu, apabila makanan tidak diolah sedemikian
rupa sehingga tidak memerlukan
pengunyahan, maka akan
terjadi
gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus.
0 komentar:
Posting Komentar