Selasa, 17 Desember 2013

Modernisasi dan Pembangunan Menurut Evsey Domar dan Roy Harrod


Dua  tokoh  ini  memiliki  pendapat  dasar  tentanpembangunan,  khususnya pada dimensi ekonomi. Investasi menjadi persoalan penting bagi Domar dan Harrod dalam  tiap  proses  pembangunan  di  sebuah  negara.  Dapat  juga  dikatakan  bahwa mereka menekankan bahwa investasiadalah standar keberhasilan dalam proses pembangunan.
Formulasi  asumsi  tersebut  secara  kausalitas  dapat  dijelaskan  ketika  ada

peningkatan investasidalam sebuah negara, maka akan muncul sekian banyak variasi jenis usaha baru yang akan membuka penerimaan tenaga kerja baru. Jika semakin banyak angkatan kerja yang telah bekerjadan memiliki penghasilan, maka angka pengangguran akan terkurangi dan diganti dengan angkatan kerja produktif. Jika produktifitas masyarakat meningkat, maka kemampuan memenuhi kebutuhan hidup juga meningkat. Jika kebutuhan telah terpenuhi, maka itulah yang disebut dengan kemakmuran yang menjadi tujuan modernisasi.
Logika ini juga berlaku terbalik. Jika investasi rendah, maka kemunculan industri atau usaha juga rendah. Jika tidak banyak jenis usaha dalam sebuah negara, maka penyerapan angkatan kerja juga rendah yang mengakibatkanpengangguran bertambah.  Jika  pengangguran  bertambah,  maka  potensi  masyarakat  memenuhi
kebutuhan  –khususnya  pengangguran  tersebut—secara  otomatis  semakin  tertutup. 



Akhirnya,  jika  pemenuhan  kebutuhan  tidak  tercapai,  maka  itu  disebut  dengan ketidakmakmuran. Dalam arti lain, pembangunantelah gagal.
Tidak hanya investasiyang menjadi fokus penentuan indikatordari dua tokoh modernisasi ini, namun saving atau kemampuan masyarakatuntuk menabung dari penghasilan yang mereka dapatkan,merupakan standar kedua dari keberhasilan pembangunan. Logika ekonominya, jika seseorangtelah mampu menabung, maka kebutuhan  hidupnya  telah  terpenuhi,  dan  itu  menandakan  sebuah  kemakmuran. Namun jika seseorangtidak mampu menabung, maka ia masih belum mencapai kemakmuran, atau bahkan kurang terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dan yang demikian tersebut adalah tanda kegagalan pembangunan.
Formulasi dua indikator keberhasilan pembangunan tersebut dapat diilustrasikan bahwa jika tabungan dan investasi dalam sebuah negara meningkat, maka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut juga secara otomatis meningkat. Sebaliknya, jika tabungan dan investasi sebuahnegara menurun, maka pertumbuhan ekonomi juga menurun. Dan itu menandakan bahwa pembangunan yang selama ini dilakukan telah gagal.
Domar dan Harrod menawarkan dua strategiuntuk menciptakan tingginya suhu investasi dan tabungan dari warga sebuah negara. Pertama, dengan melakukan penanaman modal domestik, dankedua, menarik investasi dan hutang luar negeri.
Penanaman  modal  domestik  berarti  menggalakkan  potensi-potensi  modal lokal  untuk  membentuk  usaha  ekonomi  baru  dengan  kemampuan  lokal  dari masyarakat   itu   sendiri.   Dalam   hal   in pemerintah   dapat   membantu   dengan






memberikan bantuanatau pinjaman pada usaha-usaha ekonomi domestik dengan harapan bahwa usaha ekonomi tersebut dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran. Semakin banyak usaha ekonomi lokal yang berdiri, maka akan dapat meminimalisir pengangguran dan mewujudkan kemakmuran bagi tenaga kerja produktif yang bekerja di usaha ekonomi tersebut.
Strategi kedua adalah menarik investasi dan hutang luar negeri. Asumsi ini diperuntukkan  bagi  negara  yang  masih  belum memiliki  modal  dalam  melakukan aktifitas ekonomi yang ada didalam negara tersebut. Negara semacam inidapat menarik modal asing untuk melakukan investasiusaha baru didalam negara tersebut. Upaya ini diharapkan akan membuka peluang kerja dan menekan angka pengangguran,  sehingga  masyarakat  dapat  memenuhi  basic  needs-nya.  Dalam konteks  yang  lebih  ekstrim,  sebuah  negara dianjurkan  oleh  Domar-Harrod  untuk melakukan  hutang  luar  negeri  dalam  membiayai  investasi  ekonomi  domestik  di negaratersebut.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More