Kegagalan mediasi bukan karena kegagalan di pihak
mediator,
melainkan karena sikap keras para kelompok
yang bertikai. Bagaimanapun, negara atau pihak yang
tengah berperang jarang bersikap rasional, bahkan mempercayai
bahwa konflik
perlu dilanjutkan karena merupakan cara yang
paling efektif untuk meraih tujuan. Dalam konflik komunal sukar untuk
menemukan
kepentingan yang objektif dan asli untuk dinegosiasikan. Richard Betts
dan
Leslie Gelb mengatakan, negosiasi sulit dilakukan dalam
perang sipil karena
adanya sumber atau
pertarungan konflik
yang
tidak dapat dibagi “Siapa yang akan memimpin pemerintah?” Koalisi
hanya
mungkin,
apabila pertentangan tidak begitu mendasar. Belajar
dari beragam kasus konflik di Indonesia,
permasalahan dan konflik sosial yang terjadi telah begitu mengakar, mulai dari persoalan
agama, sosial,
ekonomi,
sampai politik dan keamanan. Setiap akar
permasalahan, meskipun semula berdiri sendiri, pada tahap selanjutnya
menjadi satu dan tidak
dapat diselesaikan secara parsial. Kedua
belah
pihak telah secara tegas memposisikan dirinya
masing-masing.
Zartman yang mengungkap lima kesulitan dalam perspektif yang lebih komprehensif mengapa mediasi
dan negosiasi sukar dilakukan dalam konflik internal; Pertama, tidak adanya keinginan untuk melakukan kompromi dari setiap pihak yang terlibat konflik. Kedua, situasi atau konteks yang ada belum memungkinkan untuk dilakukannya mediasi atau belum
terciptanya kondisi hurting stalemate. Ketiga, ketiadaan agen yang mampu menjembatani antar pihak yang
terlibat konflik. Keempat, belum terciptanya hurting stalemate menyebabkan pihak
ketiga sulit untuk menemukan pintu masuk untuk mengajak seluruh pihak bertikai duduk di
meja
perundingan. Kelima, persamaan identitas dan solidaritas
cenderung tergantung
pada
konflik. Konfliklah yang akan melindungi identitas dan solidaritas tersebut sehingga tanpa
konflik, dua hal
tersebut akan lenyap. Wagner mengatakan masalah dalam perang sipil adalah bukannya
kompromi yang
mustahil, tetapi kesulitan dalam menemukan cara memaksakan sebuah kompromi. Meskipun pihak-pihak yang
ada
mau melakukan kompromi atas
tujuan
politiknya. Ketakutan mereka mungkin akan mencegahnya untuk melakukan membuat sebuah keputusan dalam kompromi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar