Ikan pada umumnya digunakan sebagai lauk sumber protein.
Kandungan
protein Daging ikan dan
nilai gizi proteinnya sama dengan
hewan
darat. Disamping
itu,
ikan juga
banyak mengandung mineral dan vitamin. Kandungan protein ikan rata-rata 20 %, mineral 1,5
% dan
lemak tergantung
jenis ikannya dan kadarnya antara 2 - 25 %. Protein ikan memiliki nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna dan digunakan tubuh.
Komposisi daging ikan sangat bervariasi tergantung faktor biologis dan faktor alam. Faktor biologis merupakan faktor yang berasal dari ikan itu
sendiri. Faktor ini meliputi jenis ikan, umur, dan jenis kelamin. Makin tua ikan pada umumnya kandungan lemaknya
makin
meningkat. Faktor jenis kelamin ikan umumnya berhubungan
dengan apakah ikan itu sudah bertelur, sedang bertelur atau belum bertelur. Faktor alam meliputi habitat (daerah
kehidupan
ikan) musim dan jenis makanan yang tersedia.
Air merupakan komponen daging
ikan
yang
terbanyak.
Kadarnya
antara 65
dan
80 persen. Ikan berlemak rendah kadar air pada dagingnya tinggi, sedangkan ikan berlemak
rendah kadar air dagingnya
rendah. Makin segar daging ikan, makin tinggi daya ikat airnya.
Daging ikan mempunyai nilai biologis yang sama dengan daging ternak. Kandungan protein kasar pada daging ikan sekitar 17 - 20 %, sedangkan kandungan lemak dan airnya bervariasi tergantung
jenis ikannya. Pada ikan berlemak sangat rendah kadar lemaknya 0,1 - 0,3 % (cod dan haddok), sedangkan
pada
ikan berlemak tinggi (belut, herring dan tuna) kandungan lemaknya 16 - 26 %.
Ikan-ikan lain kandungan lemaknya berada diantara kedua kisaran
tersebut. Bagian yang dapat dimakan dari ikan
bervariasi tergantung bentuk, umur, dan apakah
ikan ditangkap sebelum atau sesudah bertelur, tetapi kandungannya antara 45 - 50 % dari berat badan ikan.
Ikan berbentuk terpedo seperti
skipjak (tuna) dan salmon bagian yang dapat dimakannya lebih dari 60 %, sedangkan pada ikan
berkepala besar (cod dan polak) atau
ikan pipih hanya 35 - 40 %. Komposisi
daging ikan adalah : 15 - 24 % protein, 0,1 - 22 %
lemak, 1 - 3 % karbohidrat, 0,8 -
2
% senyawa anorganik dan 66 -
84 % air.
Sebagai perbandingan, kandungan daging ternak adalah : 16 - 22 % protein, 1,5 - 13 % lemak, 0,5 – 13 % karbohidrat,
1 %
atau kurang senyawa anorganik dan 65 - 80 % air. Sedangkan daging
unggas kandungannya
mirip daging ternak besar, hanya kadar lemaknya lebih kecil.
Protein
daging ikan tersusun atas sarkoplasma
yang terdapat dalam plasma otot dan miofibriler yang menyusun serabut otot (miofibril). Sedangkan jaringan ikat
pada
ikan tersusun dari protein yang disebut stroma.
Sarkoplasma
mengandung
berbagai macam protein larut air yang disebut miogen. Kandungan sarkoplasma pada ikan bervariasi tergantung
spesies ikan, tetapi umumnya tinggi pada ikan
pelagik seperti sardin dan makerel dan rendah pada ikan
demersal.
Berdasarkan
strukturnya,
daging ikan terdiri atas 3 jenis, yaitu daging bergaris melintang (otot lurik), daging polos (otot polos) dan otot jantung. Meskipun demikian, daging ikan hampir seluruhnya terdiri dari otot bergaris melintang yang tersusun dari serabut-serabut daging. Berdasarkan
warnanya, terdapat dua jenis daging ikan yaitu daging putih dan daging merah. Warna merah dibentuk oleh saraf-saraf
gurat sisi (pateral line) yang dilapisi lemak dan
dilewati ribuan pembuluh darah. Daging merah
ikan
terdapat disepanjang
tubuh bagian samping bawah kulit, sedangkan
daging putih
terdapat
diseluruh bagain
tubuh ikan. Daging putih mempunyai
kadar protein yang lebih tinggi dan kadar lemak yang lebih rendah
dibandingkan dengan daging merah. Daging merah mengandung lemak
yang lebih tinggi
karena terdapat "lateral line" tempat urat syaraf yang dilindungi lemak.
Pada ikan, terutama
ikan laut terdapat senyawa khas yang disebut TMAO (trimetilamin
oksida). Daging merah mengandung TMAO lebih tinggi dibandingkan daging
putih. Pada pasca
mortem, TMAO direduksi menjadi TMA (trimetil- amin) oleh enzim yang dikeluarkan
mikroorganisme. TMA menimbulkan bau khas ikan yang rusak (busuk).
Komposisi minyak ikan
agak berbeda dengan lemak mamalia, karena pada umumnya
lemak ikan lebih banyak mengandung
asam lemak yang berantai karbon lebih dari 18. Selain itu asam lemak ikan lebih banyak mengandung ikatan rangkap atau tidak jenuh (polyunsaturated
fatty acid
atau
PUFA) dibandingkan
dengan
mamalia.
Adanya asam lemak
tidak jenuh
ini menyebabkan lemak mudah teroksidasi, sehingga menimbulkan ketengikan. Ketengikan
yang berlarut-larut akan
membentuk peroksida dan menurunkan
mutu ikan. Minyak ikan banyak mengandung
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak yang penting dalam minyak
ikan antara lain asam lemak
omega-3 yaitu EPA, DHA dan asam linolenat. Di samping itu, minyak ikan mengandung
asam
lemak esensial yaitu asam lemak yang sangat diperlukan tubuh (karena tubuh tidak dapat
mensintesanya) yaitu asam linoleat, linolenat dan arakhidonat.
Kandungan
lemak atau minyak ikan sangat bervariasi, yang diperuhi oleh jenis ikan,
umur, musim, ketersediaan makanan dan kebiasaan makan. Simpanan lemak dalam tubuh ikan terdapat dalam daging atau jaringan otot (carp dan herring),
hati (cod, haddok) atau dalam jeroan,
terutama usus
kecil. Kandungan asam
lemak
pada
minyak
atau trigliserida ikan berbeda dengan asam lemak yang terdapat pada lemak lainnya. Pertama,
asam lemaknya umumnya berantai panjang lebih dari 18 (kebanyakan C
dan C ). Kedua, asam lemak tersebut
banyak mempunyai ikatan 20 22 rangkap, misalnya asam lemak EPA dan DHA jumlah ikatan
rangkapnya masing-masing 5 dan 6.
Di samping itu, minyak ikan mengandung asam lemak
esensial yaitu asam lemak yang sangat diperlukan tubuh (karena tubuh tidak dapat mensintesanya) yaitu asam linoleat, linolenat dan arakhidonat.
Karbohidrat ikan terutama adalah glikogen, yang kadarnya
sekitar 0,05 - 0,86 %. Jika
setelah ditangkap ikan dibiarkan banyak bergerak/berontak sebelum mati maka glikogen dalam
dagingnya akan banyak berkurang. Berkurang-nya glikogen ini menyebabkab asam laktat yang dihasilkan sedikit, sehingga masa kesegaran ikan berkurang.
Kandungan
vitamin dalam ikan sangat
bervariasi,
tergantung
kadar lemaknya.
Ikan
berlemak tinggi, seperti sardin, tuna, salmon, herring, tawes, sepat dan belut merupakan sumber
vitamin A dan D yang baik. Vitamin A dan D tersebut terutama terdapat dalam hati dan jeroan ikan.
Hampir semua jenis ikan juga merupakan sumber vitamin B (tiamin), vitamin
B 1
2 (riboflavin dan niasin (anti pelagra).
Lemak ikan dan minyak hati ikan merupakan sumber vitamin larut lemak (terutama A dan D dan sedikit E dan K) yang penting. Kandungan tiamin, riboflavin dan niasin pada ikan relatif tinggi,
dan vitamin-vitamin lain terdapat dalam
jumlah yang lebih rendah. Ikan laut
umumnya banyak mengandung iodium, di samping merupakan sumber mineral kalsium, fosfor
dan besi. Kan- dungan mineral dalam daging ikan adalah sebagai berikut (dalam mg/kg) : Ca 48 - 420, Mg 240 - 310, fosfor 1730 - 2170, Fe 5 - 248, Cu 0,4 - 1,7 dan I 0,1 - 1,0.
0 komentar:
Posting Komentar