Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat perishable. Oleh karena itu penanganan
yang baik pada
ikan
setelah
dipanen
mutlak dipanen. Ikan
akan
mudah mengalami
kemunduran mutu segera setelah ditangkap dengan cepat karena ikan menalami fase rigor mortis yang jauh lebih cepat disbanding ternak potong. Ikan mengalami rogor mortis dari beberapa menit sampai beberapa jam setelah ikan mati, sedangkan
hewan ternak potong mengalami
fase rigor mortis dari 24-48 jam. Hal ini disebabkan karena kandungan glikogen yang rendah dalam daging ikan.
Tindakan pengawetan ikan bertujuan memperlambat
terjadinya proses pembusukan atau
kerusakan pada ikan
tersebut. Untuk mempertahankan keawetan ikan, maka proses rigor mortis harus diperlambat selama mungkin agar pertumbuhan baketri dan reaksi enzimatis dapat dicegah.
Salah satu penyebab
dari
keadaan kerusakan adalah
tingginya pH akhir daging ikan,
biasanya pH 6,4 – 6,6 karena rendahnya
cadangan glikogen dalam daging ikan. Sebab ikan
sangat sulit ditangkap tanpa pergulatan turunnya cadangan glikogen.
Cara-cara perawatan ikan :
a.
dengan memelihara ikan tetap hidup
dijumpai untuk keperluan khusus dan kebanyakandikerjakan untuk ikan-ikan air tawar.
Penanganannya masih bsifat tradisional dan jumlah ikan tidak banyak. Tujuan utama :
agar pada waktu dipasarkan,
ikan masih dalam keadaan hidup dan dalam ondisi yang
sesega-segarnya.
Penanganan dikerjakan dengan dua cara :
1.cara “pemberokan” apabila ikan ditampung
dalam kolam sementara (kolam
pemberokan) atau ditampung
pada
berok yan terbuat dari bambu yang dianyam seperti kreneng kemudian direndam dalam air
2.penanganan ikan hidup dengan keramba apabila ikan akan diangkat ke daerah- daerah yang aga juh dari tempat penangkapan.
b. menurunkan suhu ikan mati
Penanganan
ikan mati lebih mudah dikerjakan daripada ikan hidup. Tujuan :
mempertahankan kesegaran ikan selama mungkin dengan cara mendidnginkan (menurunkan suhu penyimpanan) ikan, sehingga kesegaran ikan sama atau mendekati sama dengan keadaan ikan
pada waktu baru saja ditangkap
Cara-cara tradisonal yang masih dilakukan :
1. dengan cara sering membasahi ikan dengan air. Cara ini sangat tidak menguntungkan dan mutu ikan yang diperoleh juga sangat rendah Cara ini tidak dianjurkan
dalam
pengolahan ikan
2. menutup ikan yang ditangkap dengan kain (terpal)basah atau rerumputan kering yang dibaahi dengan air. Cara ini tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Cara yang lebih baik yang dikerjakan oleh nelayan :
1. memberikan pecahan es pada hasil tangkapan (ikan). Dengan caa ini suhu dapat
diturunkan sampai suhu 4°C, tetapi tidak lama dapat dipertahankan
dan
harus sering
diganti esnya.
2. memberikan pecahan es yang dicampur dengan garam. Suhu yang dicapai dapat lebh
rendah lagi.
Cara yang sudah modern :
dengan mesin pendingin : pendidnginan dan pemberkuan
0 komentar:
Posting Komentar