ada.
Berpikir dapat
didefinisikan
sebagai
suatu proses
yang menghasilkan
representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan
interaksi secara kompleks, antara proses-proses mental seperti penilaian, abstraksi,
penalaran, imajinasi
dan pemecahan masalah. Misalnya pada waktu seseorang membaca buku, informasi diterima melalui berbagai tahapan mulai dari proses sensori
sampai dengan memori. Informasi ini
kemudian ditransformasikan sehingga
menghasilkan apa yang disebut
intisari sebagai informasi baru yang
berarti pula sebagai pengetahuan baru bagi seseorang.
Proses
berpikir
secara
normal menurut Mayer
meliputi tiga komponen pokok sebagai berikut:
1) Berpikir adalah aktifitas kognitif yang terjadi di dalam mental
atau pikiran seseorang, tidak tampak, tetapi dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang nampak. Misalnya pemain catur meperlihatkan proses berpikirnya melalui
gerakan-gerakan atau langkah-langkah yang dilakukan.
2) Berpikir merupakan
suatu proses yang melibatkan
beberapa manipulasi pengetahuan di
dalam
sistem kognitif. Pengetahuan yang pernah dimiliki
(tersimpan dalam ingatan) digabungkan dengan informasi sekarang sehingga
mengubah pengetahuan seseorang mengenai situasi yang sedang dihadapi.
3) Berpikir diarahkan
dan
menghasilkan perbuatan pemecahan masalah
atau diarahkan menuju pada pemecahan masalah. Seperti seorang pemain catur,
setiap langkah yang dilakukan diarahkan
untuk memenangkan permainan,
meski tidak semua
langka yang
dilakukan
berhasil, namun secara
umum dalam pikirannya semua langkah diarahkan pada suatu pemecahan.
Terdapat dua pandangan yang berbeda dalam
kaitan antara proses berpikir dan
pemecahan masalah. Pertama, sebagian
orang menganggap bahwa berpikir
merupakan aktifitas mental yang
rutin dalam diri seseorang
seperti halnya bernafas, dan peredaran
darah. Jadi, berpikir dianggap merupakan
aktifitas syaraf otak yang tidak harus berhubungan dengan masalah.
Berpikir
tidak hanya terjadi
pada saat orang menghadapi persoalan. Misalnya, orang bisa
makan sambil berpikir. Ini dapat terjadi baik disadari maupun tidak disadari. Kedua,
sebagian berpendapat bahwa berpikir itu selalu berhubungan
dengan suatu
persoalan yang akan
dicari jalan keluarnya. Kecenderungan terakhir ini
adalah pandangan kedua, sebab berpikir itu muncul karena ada sesuatu yang dipikirkan, ada keinginan terhadap kondisi tertentu, ketidakpuasan, semuanya terjadi dalam kehidupan.
Kemungkinan letak perbedaannya adalah pada pengertian masalah.
Jika masalah
dianggap sebagai sesuatu yang datang dari lingkungan yang tidak terelakkan dan perlu dicari pemecahan, maka pandangan pertama bisa dibenarkan karena pada saat itu orang akan
berpikir. Sebaliknya, jika masalah dipahami sebagai fenomena yang bisa muncul dari dalam
diri seseorang yang berarti mempermasalahkan
sesuatu kemudian berusaha mencari jalan
keluar, maka
pandangan
kedua bisa dibenarkan karena pada saat ini orang melakukan aktifitas
berpikir juga.
0 komentar:
Posting Komentar