Apakah penyebab dari diabetes yang selamanya ini diketahui?
untuk lebih dari 80 tahun umumnya dunia kedokteran meyakini bahwa penyebab dari diabetes adalah akibat kegagalan kerja pankreas. Organ penting yang terletak di rongga perut di bawah lambung tersebut menghasilkan
beberapa zat kimia yang
dibutuhkan tubuh untuk
mengekstrasikan energi
dan
zat makanan dari makanan. Banyak yang meyakini, kegagalan kerja dari pankreas tersebut
menyebabkan insulin tidak dihasilkan, dan hal ini yang menyebabkan timbulnya diabetes. Sebab itu setelah insulin diketemukan,
penderita diabetes selalu mendapatkan suntikan insulin. Hasilnya,
banyak penderita diabetes dapat terhindarkan dari kematian dini.
Penyakit diabetes dapat
dibedakan menjadi:
1. Diabetes bergantung pada insulin. Diabetes ini biasa datang kepada segala usia, teristimewa orang muda. Tanda yang sangat menonjol ialah sangat
bergantungnya kepada suntikan insulin untuk memelihara kehidupan
kemungkinan untuk mendapatkan ketosis. Ternyata,
dari semua diabetes, hanya
7% saja yang termasuk dalam diabetes bergantung kepada insulin. Gejala yang umum pada penderita
diabetes ini sama seperti disebutkan
terdahulu yaitu banyaknya
mengeluarkan urine, selalu haus, lapar yang tidak terpuaskan, kehilangan berat, berhentinya
pertumbuhan pada orang muda, mudah tersinggung dan gampang pusing bahkan koma. Banyaknya glukosa dalam urine, kelebihan
glukosa dalam darah, dan tingginya kadar ketone tubuh dalam darah (ketosis)
dapat menjadi ukuran diabetes bergantung pada insulin yang tidak dapat
dikendalikan.
2. Diabetes tidak bergantung pada insulin.
Dari semua diabetes,
93%
termasuk dari diabetes yang tidak bergantung
insulin. Diabetes ini umumnya
datang kepada mereka yang berusia
diatas 40 tahun, dan paling sering terjadi bagi mereka yang di atas 55 tahun. 85% dari penderita
diabetes ini adalah orang yang
kegemukan pada saat diadakan diagnose. Permulaan
dari penyakit ini bertahap.
Gejala-gejalanya meliputi keletihan,
seringnya urinasi di malam hari, selalu haus, dan kehilangan
berat badan sebelum diagnose. Penderita diabetes ini tidak
bergantung pada insulin untuk menghindarkan dari ketonuria atau tidak
akan
mendapatkan ketosis. Tetapi
bisa
saja
mereka memerlukan insulin untuk penanggulangan sistomatik. Banyak penderita diabetes ini yang memiliki
kadar glukosa dan insulin yang tinggi dalam darah. Untuk berbagai
alasan, tubuh mereka menjadi
tidak peka kepada insulin.
Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan
glukosa. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa akan mengakibatkan
naiknya kadar glukosa darah (KGD). Apabila
KGD 2 jam setelah makan menunjukkan
kadar sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL, maka seseorang
dinyatakaan sebagai penderita
diabetes melitus. Hal tersebut membawa dampak pengaruh
psikologis, fisik, dan lebih lanjut menimbulkan konsekuensi medis dan ekonomis. Gangguan toleransi
tubuh terhadap masukan glukosa atau disingkat gangguan
toleransi glukosa (GTG) adalah suatu keadaan terjadinya perubahan homeostasis glukosa apapun penyebabnya, sehingga KGD 2 jam setelah makan lebih tinggi
daripada normal. Umur merupakan salah
satu fator yang memegang peranan penting dalam timbulnya GTG. Makin
bertambah umur seseorang akan makin bertambah tinggi KGD- nya, baik pada saat puasa maupun
pada 2 jam sesudah makan.
WHO (1985) menyebutkan
bahwa setelah melampaui umur 30 tahun,
KGD puasa akan naik 1 - 2 mg/dL tiap pertambahan 1 dekade umur, dan akan naik 5,6 - 13 mg/dL pada 2 jam sesudah makan. GTG dapat ditentukan dengan
tes
toleransi
glukosa
(TTG) sebagai tes baku emas. Dasar TTG adalah pemberian pembebanan glukosa yang dapat diberikan secara oral maupun
parenteral (WHO, 1985). Apabila hasil KGD 2 jam sesudah
pembebanan glukosa tersebut menunjukkan nilai antara 140 -
199 mg/dL, maka dinyatakan ada GTG,
dan apabila nilai tersebut menunjukkan sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL akan masuk
dalam diagnosis penderita DM. Goldberg & Coon (1994) menyatakan ada hubungan antara umur dan kenaikan prevalensi
DM. Kenaikan KGD lebih dari 165 mg/dL
dalam waktu yang lama akan memberikan efek kilnis yang merugikan, khususnya terjadinya mikroangiopati dan makroangiopati serta neuropati (Krolewski & Warran,
1994). Menurut Askandar
(1999) kenaikan KGD (hiperglikemi) akut akan menyebabkan pengaruh langsung
timbulnya disfungsi endotel, gangguan hemoreologik
(trombosit, eritrosit, lekosit,
dan
viskositas plasma)
serta
imunologik, terutama terjadinya disfungsi makrofag. Pada orang dewasa normal, KGD selalu dipertahankan pada batas nilai antara 70 -
110 mg/dL. KGD puasa selalu dipertahankan oleh glukosa yang dihasilkan hati, sedangkan
KGD sesudah makan dikembalikan pada
kondisi semula (nilai
normal) pada menit ke 120 (2 jam)
oleh peran insulin yang dihasilkan (disekresikan) oleh sel β (beta)
pankreas. Wallace tahun 1942 (cit.
Brandt, 1986) menemukan
adanya perubahan histologis sel-sel β pankreas pada hasil otopsi
mereka yang meninggal dalam usia lanjut yaitu berupa 79% invasi sel-sel
lemak,
60% mengalami fibrosis, 45% sklerosis,
56%
dilatasi duktus, serta 10% metaplasi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa pada usia lanjut terjadinya GTG disebabkan oleh gangguan pada sel-sel β pankreas, sehingga produksi
insulin menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar