Pages

Pages - Menu

Sabtu, 08 Maret 2014

Penyebab- Penyebab Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus)



Apakah penyebab dari diabetes yang selamanya ini diketahui? untuk lebih dari 80 tahun umumnya dunia kedokteran meyakini bahwa penyebab dari diabetes adalah akibat kegagalan kerja pankreas. Organ penting yang terletak di rongga perut di bawah lambung tersebut menghasilkan beberapa zat kimia yang dibutuhkan   tubuh   untuk   mengekstrasikan   energi   dan   zat makanan dari makanan. Banyak yang meyakini, kegagalan kerja dari pankreas tersebut menyebabkan insulin tidak dihasilkan, dan hal ini yang menyebabkan timbulnya diabetes. Sebab itu setelah insulin diketemukan, penderita diabetes selalu mendapatkan suntikan insulin. Hasilnya, banyak penderita diabetes dapat terhindarkan dari kematian dini.
Penyakit diabetes dapat dibedakan menjadi:
1.  Diabetes bergantung pada insulin. Diabetes ini biasa datang kepada segala usia, teristimewa orang muda. Tanda yang sangat menonjol ialah sangat bergantungnya kepada suntikan insulin untuk memelihara kehidupan kemungkinan untuk mendapatkan ketosis. Ternyata, dari semua diabetes, hanya
7% saja yang termasuk dalam diabetes bergantung kepada insulin. Gejala yang umum pada penderita diabetes ini sama seperti disebutkan terdahulu yaitu banyaknya mengeluarkan urine, selalu haus, lapar yang tidak terpuaskan, kehilangan berat, berhentinya pertumbuhan pada orang muda, mudah tersinggung dan gampang pusing bahkan koma. Banyaknya glukosa dalam urine, kelebihan glukosa dalam darah, dan tingginya kadar ketone tubuh dalam darah (ketosis) dapat menjadi ukuran diabetes bergantung pada insulin yang tidak dapat dikendalikan.
2.  Diabetes tidak bergantung pada insulin. Dari semua diabetes,
93% termasuk dari diabetes yang tidak bergantung insulin. Diabetes ini umumnya datang kepada mereka yang berusia diatas 40 tahun, dan paling sering terjadi bagi mereka yang di atas 55 tahun. 85% dari penderita diabetes ini adalah orang yang kegemukan pada saat diadakan diagnose. Permulaan dari penyakit ini bertahap. Gejala-gejalanya meliputi keletihan, seringnya urinasi di malam hari, selalu haus, dan kehilangan berat badan sebelum diagnose. Penderita diabetes ini tidak bergantung pada insulin untuk menghindarkan dari ketonuria atau  tidak  akan  mendapatkan  ketosis.  Tetapi  bisa  saja mereka  memerlukan  insulin  untuk  penanggulangan sistomatik. Banyak penderita diabetes ini yang memiliki kadar glukosa dan insulin yang tinggi dalam darah. Untuk berbagai alasan, tubuh mereka menjadi tidak peka kepada insulin.
Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa akan mengakibatkan naiknya kadar glukosa darah (KGD). Apabila KGD 2 jam setelah makan  menunjukkan  kadar  sama  atau  lebih  tinggi  dari  200 mg/dL, maka seseorang dinyatakaan sebagai penderita diabetes melitus. Hal  tersebut membawa dampak pengaruh psikologis, fisik, dan lebih lanjut menimbulkan konsekuensi medis dan ekonomis. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa atau disingkat gangguan toleransi glukosa (GTG) adalah suatu keadaan terjadinya perubahan homeostasis glukosa apapun penyebabnya, sehingga KGD 2 jam setelah makan lebih tinggi daripada normal. Umur merupakan salah satu fator yang memegang peranan penting dalam timbulnya GTG. Makin bertambah umur seseorang akan makin bertambah tinggi KGD- nya, baik pada saat puasa maupun pada 2 jam sesudah makan. WHO (1985) menyebutkan bahwa setelah melampaui umur 30 tahun, KGD puasa akan naik 1 - 2 mg/dL tiap pertambahan 1 dekade umur, dan akan naik 5,6 - 13 mg/dL pada 2 jam sesudah makan.  GTG  dapat  ditentukan  dengan  tes  toleransi  glukosa (TTG) sebagai tes baku emas. Dasar TTG adalah pemberian pembebanan glukosa yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral (WHO, 1985). Apabila hasil KGD 2 jam sesudah pembebanan glukosa tersebut menunjukkan nilai antara 140 -
199 mg/dL, maka dinyatakan ada GTG, dan apabila nilai tersebut menunjukkan sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL akan masuk dalam diagnosis penderita DM. Goldberg & Coon (1994) menyatakan ada hubungan antara umur dan kenaikan prevalensi DM. Kenaikan KGD lebih dari 165 mg/dL dalam waktu yang lama akan memberikan efek kilnis yang merugikan, khususnya terjadinya mikroangiopati dan makroangiopati serta neuropati (Krolewski & Warran, 1994). Menurut Askandar (1999) kenaikan KGD (hiperglikemi) akut akan menyebabkan pengaruh langsung timbulnya disfungsi endotel, gangguan hemoreologik (trombosit, eritrosit,   lekosit,   dan   viskositas   plasma)   serta   imunologik, terutama terjadinya disfungsi makrofag. Pada orang dewasa normal, KGD selalu dipertahankan pada batas nilai antara 70 -
110 mg/dL. KGD puasa selalu dipertahankan oleh glukosa yang dihasilkan hati, sedangkan KGD sesudah makan dikembalikan pada kondisi semula (nilai normal) pada menit ke 120 (2 jam) oleh peran insulin yang dihasilkan (disekresikan) oleh sel β (beta) pankreas. Wallace tahun 1942 (cit. Brandt, 1986) menemukan adanya perubahan histologis sel-sel β pankreas pada hasil otopsi mereka  yang  meninggal dalam  usia  lanjut  yaitu  berupa  79% invasi  sel-sel  lemak,  60%  mengalami fibrosis,  45%  sklerosis,
56% dilatasi duktus, serta 10% metaplasi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa pada usia lanjut terjadinya GTG disebabkan oleh gangguan pada sel-sel β  pankreas, sehingga produksi insulin menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar